Menstruasi merupakan proses yang pasti dialami oleh setiap wanita dan merupakan hal yang normal serta sudah menjadi kodrat bagi setiap wanita yang selayaknya disyukuri. Menstruasi merupakan isyarat atau pertanda bagi kesehatan fisik serta psikis tiap wanita.
Proses terjadinya menstruasi sendiri tidak terjadi secara tunggal, melainkan bagian dari suatu rangkaian harmonisasi sistem reproduksi. Hormon hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron diproduksi secara rutin oleh indung telur. Sepasang indung telur yang ada di sebelah kiri dan kanan, akan menyimpan ribuan sel telur yang diproduksi ovarium. Sel telur ini sudah ada sejak awal kehidupan seorang wanita dan bukan diproduksi oleh indung telur. Sel sel telur ini akan matang secara bergiliran kemudian keluar dari ovarium. Dari ribuan sel telur yang matang bersamaan dalam satu kali siklus, hanya akan ada satu sel telur yang akan tumbuh dan siap untuk dibuahi oleh sperma. Ketika tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan pecah, kemudian sel telur ini akan meluruh bersama proses menstruasi.
Proses pelepasan sel telur dari ovarium inilah yang kita sebut sebagai proses ovulasi. Pada masa ovulasi, hormon hormon ini akan turut merangsang penebalan pada dinding rahim. Hal ini bertujuan agar ketika nantinya terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma (zigot) bisa berenang dari saluran telur menuju rahim, kemudian menempel pada dinding rahim untuk kemudian membentuk kehamilan.
Namun ketika tidak ada zigot yang menempel pada dinding rahim, maka akan kembali ke bentuk seperti awalnya. Bagian yang tadi menebal akan meluruh keluar dari tubuh melalui miss V dalam bentuk perdarahan yang kemudian kita sebut sebagai proses menstruasi. Proses menstruasi ini rutin terjadi dalam setiap siklus ovulasi. Umumnya, proses menstruasi ini akan berulang dalam siklus rutin 21 hari hingga 28 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi. Jika ada siklus menstruasi pada rentang waktu hingga 35 hari maka masih dianggap wajar, namun apabila lebih dari itu maka siklus menstruasi tersebut termasuk dalam kategori Abnormal. Demikian juga dengan siklus menstruasi yang lebih pendek jangka waktunya, misalkan dalam waktu 14 hari sudah mendapatkan menstruasi lagi.
Menstruasi yang normal umumnya berlangsung kurang lebih berlangsung selama 5 hari. Namun apabila kurang dari 3 hari proses menstruasinya sudah berhenti atau malah sudah lebih dari 8 hari masih terjadi perdarahan, maka tergolong dalam Menstruasi Abnormal. Dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa, normal atau tidaknya sebuah proses menstruasi tidak dilihat dari hitungan tanggalan kalender, namun adalah siklus dan lamanya proses menstruasi tersebut.
Menstruasi yang tidak normal dapat merupakan pertanda bahwa terdapat masalah pada hormon hormon reproduksi, hal ini lah yang kemudian mengakibatkan penebalan pada dinding rahim tidak berjalan sebagai mana mestinya. Hal ini berarti terdapat masalah atau kelainan pada indung telur yang merupakan organ yang memproduksi hormon hormon reproduksi tersebut.
Bila proses terjadinya menstruasi tersebut hanya berlangsung sesekali maka kemungkinan disebabkan oleh faktor psikis seperti stress ataupun depresi. Stress dapat menekan produksi hormon reproduksi apabila terjadi secara terus menerus. Jika ada kelainan pada indung telur maka akan menyebabkan proses ovulasi menjadi tidak sempurna. Wanita yang mengalami proses ini maka termasuk kategori kurang subur sehingga akan sulit untuk memperoleh keturunan. Maka dari itu, apabila Anda merasa mengalami tanda tanda menstruasi yang tidak normal segera konsultasikan dengan dokter spesialis obgyn Anda, agar masalah yang terjadi pada indung telur Anda dapat segera diidentifikasi serta dapat dicarikan solusi penanganannya.
Demikian pembahasan perihal Membedakan Menstruasi Yang Normal dengan Menstruasi Abnormal, semoga bermanfaat untuk Anda
Daftar Pustaka:
Resep “Rahasia” Kesehatan Wanita, Dr. Pribakti B, SpOG (K), Penerbit Sagung Seto, Cetakan 2012