Masyarakat awam umumnya menganggap alkohol sebagai pembersih luka. Anggapan ini muncul dikarenakan alkohol banyak digunakan untuk mensterilkan berbagai peralatan medis seperti forcep, gunting dan lain lain. Alkohol ketika digunakan untuk membersihkan luka dipercaya lebih efektif karena alkohol memiliki sifat yang steril. Namun di sisi yang lain, alkohol juga merupakan cairan keras yang sesungguhnya tidak direkomendasikan untuk digunakan secara sembarangan pada kulit.
Efek Pemakaian Alkohol Untuk Pembersih Luka Pada Jaringan Kulit
Jaringan luka pada kondisi terbuka merupakan area sensitif dan rentan terhadap infeksi. Jaringan luka ini harus segera mendapatkan penanganan sebaik mungkin. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah dengan membersihkan jaringan luka dengan memakai bahan bahan yang aman, kemudian selanjutnya kita tutup jaringan luka tersebut agar aman dari kuman.
Alkohol sebenarnya efektif untuk mencegah bakteri berkembang, tapi tidak untuk membersihkan luka. Alkohol bisa menimbulkan sensasi panas pada luka dan bisa merusak jaringan kulit yang masih sehat. Dampak dari penggunaan alkohol pada luka adalah terjadi bengkak dan sensasi rasa gatal yang dapat dikenali sebagai gejala peradangan pada kulit.
Baca juga:
5 Cara membersihkan luka yang benar
Alkohol juga memiliki sifat mengeringkan permukaan kulit sehingga berpotensi menimbulkan reaksi iritasi.
Selain itu, alkohol bersifat mengeringkan permukaan kulit dan berpotensi menimbulkan reaksi iritasi. Membersihkan luka menggunakan alkohol justru semakin membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih lama.
Hal sama berlaku juga pada obat antiseptik yang mengandung senyawa hidrogen peroksida. Seperti halnya alkohol, hidrogen peroksida ampuh digunakan untuk mencegah perkembangbiakan kuman penyebab penyakit. Namun, pemakaian hidrogen peroksoda ini memiliki efek samping yang merugikan kulit karena senyawa ini membasmi habis seluruh komponen yang ada pada luka, termasuk sel-sel kulit yang sehat.
Hal yang perlu diperhatikan ketika merawat luka
Seperti dilansir dari hellosehat.com, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan pada saat merawat luka, berikut di antaranya:
1. Menjaga area luka tetap lembab
Untuk menjaga kelembapan pada jaringan luka, anda dapat mengoleskan salep antibiotik tipis tipis pada luka. Hal ini agar luka cepat pulih, terhindar dari infeksi dan menegah menempelnya perban. Perhatikan pula kebersihan pada area sekitar luka, karena kuman bisa berkembangbiak dengan subur pada kulit yang lembap.
2. Hindarkan Luka dari terkena udara terbuka
Banyak pendapat keliru yang beredar di masayarakat awam, yang keliru membiarkan luka terkena udara terbuka agar cepat kering. Jika luka dibiarkan dibiarkan dalam kondisi seperti ini dapat terkena kotoran dan kuman dan yang dapat mengakibatkan resiko infeksi. Jadi, apabila luka sudah dibersihkan lebih baik kita tutup dengan perban atau plester agar tetap steril.
3. Jangan oleskan bahan yang tidak disarankan pada luka
Alkohol dan hidrogen peroksida memang dapat membasmi kuman dengan efektif tapi alkohol dan hidrogen peroksida tidak direkomendasikan untuk membersihkan luka. Hindari juga pemakaian produk-produk pelembab kulit pada saat kondisi normal seperti losion. Selain bisa menyebabkan infeksi, produk-produk ini biasanya mengandung parfum yang dapat menimbulkan iritasi.
4. Rasa gatal tidak selalu berarti luka telah sembuh
Sensasi rasa gatal diseabkan karena adanya resistansi tubuh kita terhadap kuman, biasanya muncul saat luka sudah mulai mengering, akan tetapi hal ini tidak selalu menjadi tanda bahwa luka akan pulih. Dalam beberapa kasus yang ada, ketika terjadi alergi terhadap salep antibiotik maupun perban yang digunakan juga akan menimbulkan rasa gatal.
Alkohol dapat membersihkan luka dan membersihkan kuman yang ada, namun penggunaan alkohol lebih banyak membawa kerugian dibandingkan dengan manfaat yang diberikan. Sebagai pengganti alkohol, anda dapat menggunakan air yang mengalir dan sabun antiseptik untuk membersihkan luka. Anda juga dapat menggunakan cairan NaCL untuk membersihkan luka. Cairan NaCl banyak dijual di apotek maupun secara online.
Baca juga:
Cara Mengatasi Keringat Buntet Pada Bayi