Pengobatan Tanpa Operasi Pembesaran Prostate Jinak
Apakah anda seorang pria yang berusia di atas empat puluh tahun dan mengalami gangguan penyumbatan saluran kencing atau kencing tidak lancar? Hati-hati, kemungkinan anda penderita Pembesaran Prostat Jinak (PPJ)
Bila anda menemukan gejala klinis pada saluran kencing anda yakni terjadinya sumbatan pada saluran kencing bagian bawah (lower urinary tract symptoms), segeralah periksakan ke dokter dan sebaiknya langsung pada spesialis Urologi.
Anda kemungkinan menderita pembesaran prostat jinak (PPJ). Gejalanya adalah, terjadinya pancaran kencing yang melemah hingga tidak dapat buang air sama sekali, rasa belum lampias sehabis kencing, menunggu lama waktu mau kencing, buang air kecil harus terlebih dulu mengedan (straining), kencing yang terputus-putus atau kencing menetes. Gejala itu yang disebut obstruksi.
Kemudian ada pula yang disebut gejala iritasi. Tanda-tandanya adalah sering kencing (frequency) kencing malam lebih dari dua kali dan kencing sukar ditahan (urgency).
Penyebab pembesaran prostat jinak hingga saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti. Secara umum ada dua faktor utama, yakni bertambahnya usia dan berfungsinya sel leydig pada testis sebagai penghasil hormone Androgen utama.
Namun sebelum menjelaskan lebih jauh, kita perlu mengetahui dulu apa itu prostat. Prostat adalah organ kelamin pada pria berbentuk kelenjar yang posisinya di bawah kantung kencing. Besar prostat pada laki-laki normal adalah sebesar biji kenari dengan berat sekitar 20 gram. Fungsi prostat ini adalah sebagai penghasil cairan semen (air mani) yang menjaga sperma agar tetap dalam kondisi hidup.
Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau istilah asingnya Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan pembesaran jinak dari kelenjar prostate yang diderita umumnya laki-laki lanjut usia. Berdasarkan hasil autopsy, 20% penderita PPJ terjadi pada usia 40 hingga 50 tahun, 50% pada lelaki usia 51 hingga 60 tahun dan lebih dari 90% pada usia 80 tahun. Angka kejadian pasti belum ada di Indonesia.
Proses terjadinya pembesaran prostate jinak dalam bahasa ilmiahnya adalah perubahan testyeron menjadi dehidrostestosteron (DHT) di dalam sel prostate menjadi factor masuknya DHT ke dalam inti sel prostate yang dapat menyebabkan isnkripsi pada RNA. Terjadilah pembentukan protein yang menyebabkan sel prostate bertambah banyak.
Gangguan yang terjadi pada pembesaran prostate jinak adalah sumbatan dan iritasi saluran kencing pada bagian bawah. Terjadinya gejala sumbatan ini disebabkan oleh dua komponen, yakni oleh penekanan yang bersifat menetap terhadap urethra (saluran kencing pada kemaluan) dan ke dua karena komponen dinamik yang disebabkan peningkatan tegangan dari kelenjar prostate yang diatur system saraf otonom.
Reseptor yang bertanggung jawab untuk tegangan otot polos prostate adalah a-1 adreboreceptor (a-1-a) yang terdapat dalam jumlah besar pada prostat dan leher buli-buli. Pengaktifan reseptor ini akan merangsang terjadinya kontraksi otot polos prostate sehingga menaikan tahanan prostate dan leher buli-buli yang selanjutnya mengakibatkan meningginya tekanan dalam kantung kencing dan tahanan pada urethra hingga akhirnya akan menyebabkan terjadinya sumbatan aliran kencing.
Untuk mengatasi tahanan urethra yang meningkat ini, pada awalnya otot destruser buli mengalami kompensasi dengan terjadinya pembesaran (hipertrofi). Kemudian masuk pada pase dekompensasi ditandai dengan tekanan dalam kantung kencing yang lemah dan pembentukan kantong (divertikel) pada kantung kencing.
Diagnosis Pembesaran Prostat Jinak
Untuk pemeriksaan penyakit ini, yang terpenting adalah pemeriksaan yang disebut colok dubur (rectal toucher) atau digital rectal examination untuk menilai pembesaran atau penonjolan prostate. Konsistensi prostate pada pembesaran prostate jinak akan teraba kenyal. Apakah ada nodul atau bagian keras yang merupakan tanda keganasan prostat dan apakah ada batas prostate dapat dicapai dengan jari, yang apabila masih dapat diraba secara empiris besar jaringan prostate kurang dari 60 gram, maka jika terdapat nyeri tekan merupakan tanda adanya infeksi prostate.
Di laboratorium, yang perlu diperiksa adalah darah, urine dan prostate specific antigen untuk deteksi dini kanker prostate. Pemeriksaan tambahan adalah mengukur pancaran urine maksimal yang dinyatakan dalam cc/detik, lama berkemih dan volume urin yang keluar (voided volume) dengan alat uroflowmetry. Sedangkan pengukuran sisa urine yang tertinggal dalam buli-buli dapat diukur dengan menggunakan USG transabdominal.
Volume prostate (dalam satuan cc) dapat diukur dengan menggunakan alat TRUS (Trans Rectal Ultrasonogrpahy). TRUS dapat pula mendeteksi kemungkinan keganasan prostate degan memperlihatkan adanya daerah hypoedoic. Jika dicurigai adanya keganasan tersebut dapat dilakukan langsung biopsy prostate dengan jarum. Pemeriksaan TRUS juga dapat melihat adanya pelebaran pembuluh darah pada prostate yang sering ditemukan pada penderita infeksi prostate.
TRUS selain dapat memeriksa prostate dalam keadaan buli-buli penuh, juga dapat mendeteksi adanya batu dalam kantung kencing dan mendeteksi bagian prostat yang menonjol ke kantung kencing untuk meramalkan
derajat beratnya sumbatan. Jika ditemukan gejala kencing berdarah (hematura), infeksi saluran kemih, batu saluran kencing, penurunan fungsi ginjal atau riwayat operasi saluran kencing, diperlukan pula pemeriksaan radiology lainnya.
Komplikasi Pembesaran Prostat Jinak
Jika pembesaran pada prostate ini dibiarkan tanpa adanya pengobatan, akan terjadi komplikasi timbulnya otot buli yang menebal (trabekulasi), sakulasi pada otot detrusor buli dan akhirnya terbentuk kantong pada buli-buli. Komplikasi lain adalah terbentuknya batu buli-buli, terjadinya ureter yang melebar, ginjal yang melebar hingga terjadi penurunan fungsi ginjal sampai kepada gagal ginjal akibat sumbatan aliran urine. Sumbatan total urine juga dapat terjadi pula karena ngompol akibat isi buli sudah terlalu penuh.
Penyembuhan Pembesaran Prostat Jinak
Umumnya penderita baru minta pertolongan ketika sudah sangat merasa terganggu, yakni ketika ada keluhan obstruktif dan iritasi seperti yang telah disebutkan atau bahkan ketika sudah tidak dapat kencing sama sekali. Tentu saja hal ini sudah terlambat.
Pilihan pengobatan menunggu (watchfull waiting) dilakukan dengan observasi secara berkala setiap tiga bulan. Biasanya pilihan pengobatan hanya dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan. Nasihat yang diberikan adalah agar penderita mengurangi minum setelah makan malam. Hal ini agar mengurangi kencing pada malam hari. Penderita juga disarankan menghindarkan penggunaan obat-obatan flu yang mengandung dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan dilarang meminum alcohol agar tidak sering kencing.
Penderita dianjurkan untuk melakukan pengontrolan atas keluhannya, melakukan uroflowmetry serta jumlah sisa kencing setiap tiga bulan. Jika terjadi proses yang lebih buruk, sebaiknya mulai dilakukan pengobatan dengan atau tanpa operasi.
3 macam pengobatan dengan obat-obat yang dianggap rasional yaitu dengan penghambat adrenergic a, penghambat enzyme 5 a reduktase dan phitoteraphy (terapi dengan tumbuh-tumbuhan). Dengan cara teraphy seperti ini adalah kapan sebaiknya pengobatan dimulai dan untuk berapa lama pengobatan diberikan. Selain itu juga harus diperhatikan efek samping dari obat tersebut serta harga obat yang belum terjangkau untuk Negara berkembang seperti di Indonesia, karena obat yang diberikan adalah untuk jangka panjang.
Pegobatan invasive/pembedahan biasanya ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi jaringan prostate. Cara operasi yang dikenal dan sering dilakukan adalah dengan operasi terbuka (open prostectomy) yang saat ini sudah ditinggalkan. Atau juga dengan cara endoskopi yang sering disebut dengan Trans Resection of the prostate (TUR-P).
Saat ini di Indonesia sering dikembangkan tindakan invasive nibial yang ditujukan kepada pasien yang tergantung dengan obat-obatan dan pada pasien yang mempunyai resiko tinggi pembedahan. Misalnya : riwayat penyakit jantung, riwayat operasi bypass jantung, riwayat stroke dan lain-lain. Tindakan ini pada prinsipnya menggunakan energi panas yang dihasilkan dari suatu alat untuk mengurangi volume prostate.
Pengobatan Tanpa Operasi Pembesaran Prostat Jinak
TUNA atau Trans Urethral Needle Ablation teraphi adalah sistem pengobatan tanpa operasi. Cara ini diperkenalkan tahun 1994 dan saat ini telah diaklui oleh AUA (American Urological Association) . Inilah cara pengobatan yang efektif, cepat dan aman. Melalui saluran kencing pada alat kelamin pria, jaringan prostate akan disuntik dengan jarum dan peralatan. TUNA ini akan memancarkan gelombang radio yang menghasilkan energi panas langsung ke prostate. Energi dan gelombang radio ini akan menghancurkan bagian prostate yang membesar agar saluran kencing terbuka kembali dan akhirnya pancaran kencing menjadi normal.
Pengobatan berlangsung sekitar 30 menit. Hal ini dapat dilakukan di poliklinik atau rumah sakit dengan hanya memakai bius local yaitu berupa jelly yang dimasukkan ke dalam saluran kencing dan obat penghilang rasa sakit bagi pasien tidak bisa dibius akibat penyakit berat.
Dr. Johan R. Wibowo, SpU
Dokter Spesialis Bedah Urologi OMNI Hospital
Baca juga:
Mewaspadai Gagal Ginjal Yang Dapat Mengancam Jiwa Anda
Nyeri Saat Kencing? Waspadai Gejala Kanker Prostat