Penyakit Asma sering disebut memiliki korelasi dengan keturunan dan bakat. Namun ketika orang tua yang menderita Asma ketika memiliki keturunan tidak lantas, keturunannya juga akan mengidap penyakit asma. Hal itu disebabkan karena faktor genetik. Misalnya, neneknya penderita asma, lalu meloncat kepada cucu. Adakalanya ayah dan anak sama-sama penderita asma. Ada pula yang ibunya memiliki asma, dia sendiri tidak, tetapi saudara-saudaranya ada yang asma.
Seorang penderita asma terkadang memiliki alergi tertentu. Seperti kondisi udara dingin, terpapar debu atau bulu-bulu binatang, karpet, bahkan makanan tertentu terkadang juga dapat memicu timbulnya Asma. Penyakit asma pada anak, dapat hilang setelah dewasa dan adakalanya disertai munculnya penyakit eksim.
Walaupun penyakit asma pada orang dewasa mungkin tidak dapat sembuh total,namun penyakit Asma ini dapat dikendalikan,sehingga dapat mengurangi frekuensi serangan atau ditiadakan sama sekali, tergantung pada banyak faktor.
Proses melahirkan
Seorang ibu yang akan melahirkan dan kebetulan memiliki asma yang sedang kumat, akan dibantu ketika proses persalinannya, tetapi bantuan tersebut tidak dengan operasi. Sebab operasi dengan pembiusan (anestesi) dapat memperberat kondisi penyakit asma yang dideritanya. Biasanya diberikan bantuan dengan obat asma agar serangannya mereda, kemudian jika perlu dengan menggunakan alat untuk mengeluarkan bayinya. Kalau toh harus dioperasi, hal itu merupakan pilihan terahir setelah usaha lain sudah tidak mungkin. Sedangkan untuk anestesi atau pembiusan pilih cara yang paling aman.
Pencegahan Asma
Untuk mencegah serangan asma, kita harus mengetahui dan menghindari faktor pencetusnya. Misalnya dengan menghindari udara dingin, mencegah paparan debu, makanan tertentu (kondisi ini tidak sama pada setiap penderita), menghindari keadaan yang dapat mengganggu pikiran. Sebagai contoh misalnya : seorang pasien menderita penyakit asma yang sensitif, terpaksa harus dihindarkan dari sebuah ruangan perawatan ke ruangan lain, karena secara psikologis ada seorang dokter yang merupakan faktor pencetus dari serangan asmanya. Setiap kali pasien tersebut melihat si dokter maka asmanya kambuh, mungkin karena sebelumnya pernah terjadi sesuatu antara mereka berdua.
Bagi penderita asma, sebaiknya bergabung di klub-klub penderita asma. Karena kegiatan klub tersebut akan sangat bermanfaat sekali, misalnya senam bersama, menyelenggarakan seminar, ceramah-ceramah tentang penyakit asma, dan lain sebagainya.
Dari semua kegiatan ini, mereka akan memperoleh pengetahuan tentang penyakit asma, serta bagaimana cara menghindari dan mencegah faktor pencetusnya.
Baca juga:
Asma, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pencegahan
Credit photo: Nick Youngson