Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur daerah istimewa Yogyakarta mengancam akan menutup seluruh kegiatan masyarakat, setelah makin tingginya kasus positif covid-19 Yogyakarta. Sultan menilai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat tidak efektif di lapangan, hingga saat ini penularan covid-19 di daerah istimewa Yogyakarta angkanya di atas 500 kasus per hari,

Kata Sultan, ” Jumlah keterisian bed semula hanya 36% sekarang sudah 75%. Bahkan, hanya dalam waktu 1 minggu di atas 500 kasus, kalau terus begini kan enggak mungkin, kita sekarang sudah mau nggak mau harus diketatin. Sekarang mau enggak mau kabupaten kotanya harus siapkan tempat karantina gitu sehingga kita ketatkan kehidupan mereka, mendisiplinkan mereka, nek ora yo wes kepiye. Kecuali lockdown aja, nggak ada pilihan”
Di tengah meningkatnya kasus covid-19, sebuah video kerumunan orang berjoget di pusat perbelanjaan di Sleman Yogyakarta tanpa mematuhi protokol kesehatan, viral di media sosial. Nampak kerumunan orang yang sedang menikmati musik di sebuah mall ini diduga terjadi pada tanggal 13 Juni lalu. Video ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter Jojo dan viral di media sosial. Pengelola mall secara tertulis meminta maaf dan menuding penyelenggara acara lalai dalam mengawasi protokol kesehatan yang telah disepakati.
Sementara itu, belasan orang penghuni pondok pesantren mahasiswa di Jalan Seruni Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta terkonfirmasi positif covid 19 setelah menjalani tes PCR. Untuk memutus penularan pada mahasiswa dijemput 4 ambulance dari Puskesmas dan dinas Kesehatan setempat. Penularan terjadi dalam lingkungan pondok pesantren setelah para penghuninya sempat mudik lebaran
Foto sampul: liputan6.com