Sembelit, sukar atau tidak dapat buang air besar terjadi karena adanya penyakit dan gangguan pada fungsi usus. Aktifitas buang air besar secara teratur adalah salah satu proses fisiologis tubuh yang terjadi secara alami dan merupakan suatu kebiasaan yang normal. Tapi adakalanya proses perjalanan buang air besar tersebut kurang lancar, karena terdapat kotoran yang menggumpal, keras, atau ukurannya terlalu besar sehingga feses menjadi sulit dikeluarkan. Keadaan tersebutyang akhirnya menimbulkan gejala sembelit, atau sering pula disebut dengan obstipasi.
Baca juga:
Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin A
Penyakit Campak, Penyakit Menular Yang Sebaiknya Anda Tahu
Proses perjalanan aliran makanan yang ada di dalam organ pencernaan akan selalu mengalami perubahan secara kimia dan fisik. Proses kimia yang terjadi yaitu berupa penguraian makanan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan kemudian diserap oleh tubuh. Sedangkan proses fisik yang terjadi yaitu adanya gerakan yang terjadi akibat adanya gerak peristaltik yang timbul pada beberapa bagian di sepanjang organ pencernaan, yang sekaligus mengatur aliran makanan tersebut. Gerak itu pula yang kemudian mendorong makanan dari usus halus ke luar, kemudian memasuki usus besar. Di dalam usus halus berlangsung proses penyerapan zat-zat makanan, maka di dalam usus besar umumnya hanya terjadi proses penyerapan cairan makanan yang masih tertinggal
Dalam keadaan sehat dan normal, seseorang bisa mengalami mulas dan buang air besar dua sampai tiga kali dalam sehari. Namun, adakalanya orang tertentu hanya mengalami mulas sekali dalam dua atau tiga hari. Hal yang demikian pun masih dapat dikatakan normal dan sehat, sejauh masih sesuai dengan kebiasaan seseorang
Walaupun demikian, gangguan sembelit yang terjadi berkepanjangan dapat memberikan peluang kemungkinan terjadinya keracunan yang membahayakan tubuh. Mengingat zat pengotor yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh, ada kemungkinan diserap kembali oleh tubuh.
Berbagai Faktor Penyebab Sembelit
Saat Anda mengurungkan niat untuk buang air besar, berarti Anda membiarkan terlalu lama sisa makanan untuk mengendap di dalam usus besar. Dan akibatnya, kotoran tersebut kemudian akan mengeras dan sukar didorong ke luar. Inilah yang mengakibatkan perut terasa kembung dan bisa mengakibatkan gejala sembelit. Jika sudah demikian, lidah akan terasa tebal dan napas berbau tidak enak, sering sakit kepala, dan wajah terlihat muram.
Sembelit merupakan gejala penyakit yang diakibatkan oleh penyebab yang beragam, antara lain disebabkan karena kekurangan hormon gondok (hypothyroid), yang menyebabkan proses aliran makanan di sepanjang usus pun menjadi lambat. Penyebab sembelit lainnya yaitu kelebihan kalsium maupun kekurangan kalium, yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Gejala sembelit juga dapat diakibatkan oleh dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) atau keracunan plumbum (Timah/Pb).
Obat-obat penenang seperti halnya opium, ketika dalam kondisi simptomatik akan menyebabkan kontraksi pada otot spincter sehingga akan menyulitkan makanan untuk dapat keluar dari usus halus dan masuk ke dalam usus besar. Obat-obat penenang seperti ini mempunyai efek meregangkan otot, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan.
Sembelit juga dapat dicetuskan dari penyakit seperti disentri, tipus, dan tumor/kanker usus besar. Tumor pada usus dapat mengakibatkan pembengkakan usus, sehingga memperkecil saluran aliran makanan. Luka serta peradangan yang terjadi pada usus dapat membuat penderitanya menjadi merasa takut buang air besar. Kekurangan makanan yang berserat tinggi juga menjadi penyebab timbulnya kesulitan buang air besar, sehingga fungsi usus mengalami gangguan. Namun yang paling sering terjadi adalah karena usus sendiri susah mendorong kotoran ke luar (konstraksinya kurang kuat)
Kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang buruk, seperti lupa makan, sering begadang di malam hari, sering stres, kebiasaan mengkonsumsi obat obatan di luar dosis yang ditetapkan, adalah merupakan pendorong utama yang menyebabkan terjadinya sulit buang air besar yang selalu melanda mereka yang berusia muda maupun tua. Gejala sembelit pada usia muda biasanya ditandai perut terasa mengeras, keram, dan terasa perih.
Berbeda dengan orangtua, perut kembung tersebut lembek dan selalu merasa kenyang, jarang keram. Hal ini diakibatkan, mungkin karena otot-otot pada usia muda itu masih keras, sedangkan pada orang tua umumnya sudah lunak. Gejala susah buang air besar pada bayi sangat jarang terjadi. Kalau pun ada, hal itu kebanyakan disebabkan bawaan dari lahir saja
Mencegah dan Mengatasi Sembelit
Dengan memperbanyak makan makanan berserat, seperti sayuran, kacang-kacangan, dan buah maka akan mencegah timbulnya sembelit. Jenis makanan berserat ini biasanya lebih sulit dicerna dan bersifat menyerap air, sehingga relatif lebih mudah dikeluarkan dari saluran pencernaan.
Di samping itu bagi penderita sembelit sendiri, dianjurkan untuk mengurangi makan daging dan lebih sering minum susu, karena susu dapat membantu untuk melunakkan kotoran yang sudah mengeras menjadi lembek kembali. tentu mudah pula dikeluarkan.
Bagi para penderita sembelit dianjurkan agar kembali kepada kebiasaan hidup normal dan teratur serta membiasakan buang air besar secara teratur pula. Jangan menunda buang air besar, karena itu berarti memendam penyakit dalam tubuh.
Gangguan susah buang air besar sering menimpa orang tua dan vang kurang berolahraga. Karena itu, cobalah olahraga secara teratur. Bentuk olahraga yang dapat dilakukan tidak melulu di lapangan atau fitness centre. Di rumah dengan senam ringan, atau di tempat kerja untuk mengusir kejenuhan. juga bisa merupakan olahraga yang berguna.
Obat-obatan Pencahar Sembelit
Ada beberapa istilah obat obatan yang digunakan untuk mengatasi sembelit. Masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai obat pencahar atau obat urus-urus, bergantung kepada tingkat kekerasan kerjanya. Penggolongan Obat pencahar dimulai dari yang proses kerjanya ringan hingga yang paling kuat antara lain:
- laksansia
- katartika
- purgativa
- drastika
Obat laksan merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan sembelit. Pencahar juga digunakan untuk memacu tonus perut dan otot usus untuk merangsang gerak peristaltik. Obat ini pun terkadang dipakai untuk mengisi dan memadati lambung dan usus, sehingga memacu tonus otot perut dan otot usus berikut gerakan peristaltik, sehingga terjadi mulas dan memperlancar proses buang air besar.
Obat pencahar merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan sembelit. Obat jenis ini baru dilakukan setelah berbagai upaya untuk mengatasi sembeli , tetapi obat ini hanya digunakan bila upaya lain yang ditempuh tidak memberikan hasil memuaskan.
Yang harus diperhatikan adalah obat pencahar ini termasuk obat keras yang hanya boleh diberikan dengan pengawasan dokter. Namun ada juga obat pencahar yang memiliki reaksi tidak terlalu keras tetapi cukup efektif untuk mengatasi sembelit.
Jika diperhatikan dari mekanisme proses kerja dan sifat kimiawinya, obat sembelit ini dibedakan atas golongan zat perangsang dinding usus, zat pembesar usus, dan zat pelicin. Zat yang merangsang dinding usus akan mempertinggi peristalik dan menyebabkan pengeluaran isi usus dengan cepat.
Zat yang dapat memperbesar isi usus ialah CMC, Tylose, dan garam Inggris. Parafin cair dapat digunakan sebagai zat pelicin yang dapat mempermudah defekaşi dengan melunakkan tinja serta melincinkan jalannya. Termasuk dalam kelompok ini, ialah suppositoria (peluru) untuk dimasukkan ke dalam dubur yang mengandung gliserin, laksansia yang diberikan melalui dubur (eneimal) yang dibuat dengan larutan sabun atau zat lain untuk melunakkan tinja.
Obat laksan yang terdapat di pasaran ada yang dibuat dalam bentuk penyediaan oral seperti tablet dan sirup, dan ada juga yang berbentuk seperti peluru agar mudah dimasukkan ke dalam dubur atau berbentuk larutan untuk disemprotkan. Di sisi yang lain, komposisi laksan pun bisa berasal dari satu golongan zat atau gabungan, sehingga memiliki manfaat ganda seperti misalnya Eucarbon. Komposisi yang serasi dari Eucarbon memiliki keunggulan efek penyerapan dan efek pencahar.
Laksan yang satu ini umumnya dipakai dalam kasus gangguan pada pencernaan, gangguan susah buang air besar, keracunan di dalam usus, perut kembung, penderita wasir, dan pasien yang sedang memulihkan kondisi pasca operasi usus, serta untuk pasien yang memiliki masalah pada pencernaan yang diakibatkan mengkonsumsi makanan berlebihan.
Demikian, semoga bermanfaat
Sumber referensi
Pedoman Perawatan dan Pengobatan Berbagai Penyakit, Yayasan Pendidikan HASTER Bandung, Penerbit Pionir Jaya Bandung, Cetakan Pertama Mei 1996